
Di dunia smartphone, jika ada satu nama sistem operasi yang tidak bisa dilewatkan, maka itu adalah Android. Sistem operasi buatan Google ini telah menjadi tulang punggung bagi sebagian besar ponsel di dunia, khususnya di luar ekosistem iPhone. Namun, tahukah kamu bahwa Android pernah punya tradisi unik dalam menamai versi-versinya dengan nama makanan manis?
Dalam artikel ini, kita akan membahas perjalanan panjang Android dari awal kemunculannya, evolusi fiturnya, hingga cerita menarik di balik penamaan versi-versinya yang kini menjadi bagian dari sejarah teknologi dunia.
Chapter 1: Awal Mula Android dan Visi Besarnya
Pada awal tahun 2000-an, pasar smartphone global masih dikuasai oleh sistem operasi seperti Symbian, BlackBerry OS, dan Windows Mobile. Namun, perubahan besar terjadi pada tahun 2005 ketika Google mengakuisisi Android Inc., sebuah startup kecil yang didirikan oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White.
Android lahir dengan visi untuk menciptakan sistem operasi open source yang fleksibel dan tidak eksklusif. Berbeda dengan iOS dari Apple yang hanya berjalan di iPhone, Android ditujukan agar bisa digunakan oleh berbagai produsen smartphone.
Versi komersial pertama Android resmi dirilis pada tahun 2008, bersama dengan smartphone HTC Dream (dikenal juga sebagai T-Mobile G1). Meski tampilannya masih sederhana, Android datang dengan janji besar: sistem operasi yang bisa dioprek, dikustomisasi, dan digunakan di berbagai segmen pasar—dari ponsel murah hingga kelas flagship.
Chapter 2: Tradisi Nama Makanan dan Branding Unik Android
Salah satu hal paling menarik dari Android adalah penamaan versi-versinya yang diambil dari nama makanan manis. Tradisi ini dimulai dari Android 1.5 dengan nama Cupcake, lalu dilanjutkan dengan Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, dan seterusnya.
Mengapa Nama Makanan?
Ada dua alasan utama di balik pemilihan nama makanan:
-
Mudah Diingat dan Bersahabat
Nama makanan manis cenderung lebih menyenangkan dan mudah dikenali daripada istilah teknis. -
Budaya Kreatif Google
Google terkenal dengan budaya kerja yang santai dan inovatif. Memberi nama seperti “Ice Cream Sandwich” atau “Lollipop” mencerminkan kepribadian tim pengembang Android.
Penamaan ini juga diurutkan berdasarkan abjad, menciptakan semacam “game” atau teka-teki di kalangan pengguna setiap kali versi baru akan dirilis. Misalnya, banyak yang menebak apakah versi “L” akan dinamai Lollipop atau Lemon Pie—dan hal ini menciptakan hype tersendiri di internet.
Bahkan, Google membuat patung-patung Android edisi makanan di kantor pusatnya di Mountain View, seperti robot hijau berdiri di samping donat raksasa atau es krim sandwich.
Salah satu momen paling ikonik adalah saat Android menggandeng merek cokelat KitKat untuk Android 4.4. Kolaborasi ini tidak hanya unik, tapi juga menjadi kampanye pemasaran besar-besaran, lengkap dengan hadiah smartphone Android bagi pembeli KitKat.
Chapter 3: Perubahan Penamaan dan Masa Depan Android
Mulai versi Android 10 (rilis tahun 2019), Google memutuskan untuk menghentikan penamaan berdasarkan makanan. Alasannya? Supaya lebih mudah dipahami secara global. Ternyata tidak semua orang familiar dengan nama makanan seperti “Nougat” atau “Pie”, terutama di luar wilayah Amerika.
Namun menariknya, di internal Google, Android 10 tetap diberi codename Quince Tart. Ini menunjukkan bahwa meskipun tidak digunakan secara publik, tradisi makanan manis itu tetap hidup di balik layar.
Dominasi Android di Dunia
Hingga saat ini, Android digunakan oleh lebih dari 70% smartphone di dunia. Di beberapa negara seperti Indonesia, India, dan Brasil, angka ini bahkan mencapai 85% lebih.
Faktor dominan dari Android adalah:
-
Sifatnya yang open source, memungkinkan produsen menyesuaikan sistem operasi sesuai perangkat mereka.
-
Ketersediaan di berbagai segmen harga, dari entry-level hingga flagship.
Namun, dominasi ini juga membawa tantangan. Banyaknya variasi perangkat dan versi membuat update sistem operasi jadi tidak seragam, dan rentan terhadap masalah keamanan. Untuk mengatasi ini, Google meluncurkan Project Treble agar proses update menjadi lebih cepat dan konsisten.
Android Lebih dari Sekadar Sistem Operasi
Seiring waktu, Android tidak hanya menjadi sistem operasi ponsel, tapi juga menjadi bagian penting dari ekosistem digital global, seperti:
-
Android TV untuk televisi pintar
-
Wear OS untuk smartwatch
-
Android Auto untuk kendaraan
-
Custom UI dari berbagai produsen seperti One UI (Samsung), MIUI (Xiaomi), ColorOS (Oppo)
Fleksibilitas inilah yang membuat Android bisa beradaptasi di banyak perangkat meski kadang membuat tampilannya berbeda-beda di setiap merek.
Kesimpulan: Android, Inovasi yang Manis
Perjalanan Android dari startup kecil hingga menjadi raksasa sistem operasi global adalah bukti bahwa inovasi, fleksibilitas, dan pendekatan kreatif bisa menghasilkan dampak luar biasa.
Tradisi penamaan versi dengan nama makanan memang sudah berakhir, tetapi identitas dan semangat inovatif Android tetap manis di hati penggunanya. Siapa yang bisa lupa dengan versi Jelly Bean, KitKat, atau Marshmallow?
Kalau kamu pernah pakai Android sejak versi lama, berarti kamu adalah bagian dari sejarah panjang ini.
kanalesia.com | Bringing the knowledge you need